Jenis dan merek Pestisida Obat Hama Tanaman Padi

Ada beberapa hama yang sering menggangu tanaman padi di Indonesia, diantaranya; Bercak daun dan buah, hawar daun, wereng cokelat, putih dan hijau, hama walang sangit, kepinding tanah, hama putih, penyakit bercak batang, penggerek batang padi, hama siput, dan berbagai macam jenis gulma. Untuk itu berikut ini beberapa nama / merek pestisida (insektisida, fungisida, molusksida dan herbisida) yang biasa digunakan untuk mengendalikan/ menangani hama tanaman padi.
Nama/ merek dagang pestisida padi
Nama Penyakit/ Penyebab Merek Obat Padi (pestisida)
Penyakit bias Akara 75WP
Topsin 500 SC
Biostar 325 SC
DKZol Extra 300 EC
Rmoos 250 EC
lnari 72,5 WP
Fivestars 300 SC
Penyakit hawar daun Sagri-Bat 70 WP
Riomax 300 EC
Effort 250 EC
Kuproxat 345 SC
Dense 520 SC
Toscana 250 SC
Penyakit bercak daun Kendizol 250 EC
Bactomycin 250 EC
Amcore25 SC
Antracol 70 WP
Primazol 250 EC
Folicur 430 SC
Delamix 300EC
Penyakit bercak bulir gabah Folicur430 SC
Penyakit busuk pelepah Amcore25 SC
Azteca 600 SC
Bactomycin 250 EC
Kendizol 250 EC
Folicur 430 SC
Antracol 70 WP
Biostar 325 SC
Folicur 250 EC
Wereng coklat Jordan 5 GR
Landep 450 SL
Konstan 400 SL
Aneto 50 EC
Astermida 10 WP
lmidovap 70 WP
Biovar P
Plush 60 WP
Blazz450 SL
Promobas 500 EC
Borrex 500 SL
Provost 75 WP
Bordan 10 GR
Puntoxtra 70 WG
Budoka25WP
Respect 200 EC
Pressure 400 SL
Roltap 450 SL
Carbodan 3 GR
Rotaprid 350 SC
Walang sangit Celso200 EC
Neofron 60 SC
Confider 5 WP
Respect 200 EC
Confider Extra 350 SC
Curbix 100 SC
Lalat daun Bordan 10 GR
Sanming 400 SL
Kepinding tanah Amabas 500 EC
Ganjur Sidafur3 GR
Winder 100 EC
Hama putih Bordan 10 GR
Sanming 400 SL
Konstan 400 SL
Penyakit bercak daun coklat Sagri-Zone 450 SC
Penyakit busuk batang Divino 250 EC
Penggerek batang Alpin 500 SL
Gemafur3 GR
Alphadine 6 GR
Hippo 48 WP
Eviset50 SP
Syringa 450 SL
Experto 300 SC
Triactive 500 SL
Ferterra 0.4 GR
Topnil50 SC
Siput Abojo 60WP
Nlklovap 70 WP
Alligro95WP
Nokeong 10 GR
Astana85WP
Pentas 75WP
Basten 45WP
Rattan 60WP
Bensida 70 WP
Rostox 5,5 GR
Gulma berdaun Iebar Goal240 EC
Greentox 45 WP
Kombat 360 SL
Marvel 865 SL
Topbe 45 WP
Win 20 WG
Winson 20 WG
Gulma berdaun sempit Harlly 20 WG
Rally 20 WP
Saber 45 WP
Ronstar 250 EC
Rumput Teki Rally 20 WP
Cyro 24 WG
Dimmer 80 WP
Kimiru 45 WP
Benson 10WP

Semua merek suda diatas terdaftar di Direktorat Pupuk dan Pestisida Depertemen Pertanian, sebab sumber data diatas memang langsung dari websiter resmi Deptan. Terkait harga dari obat padi seperti Antracol, racun rumput Ronstar, racun keong pentas atau Nokeong bisa anda tanyakan langsung ke toko pupuk terdekat sekalian bisa konsultasi tentang bentuk hama yang sedang mengganggu tanaman padi di sawah.

Perlu anda ketahui bahwa jual pestisida online akan dikenakan biaya tambahan pada saat pengiriman paket, sebab pestisida dan obat-obatan harus ditangani secara khusus dalam ekspedisinya. Oleh karena itu terkadang biaya (ongkos kirim) obat tanaman lebih mahal daripada harga obat itu sendiri.

Semua merek pestisida diatas bisa didapatkan dengan mudah di toko pupuk pertanian terdekat, sebab merek-merek tersebut memang umum digunakan pada tanaman, tidak hanya pada padi tapi bisa juga digunakan untuk tanaman lain seperti tomat, cabai, daun bawang dan lainya. Seperti halnya Antracol, juga sangat umum digunakan sebagai fugisida + ZPT tanaman tomat dan cabe.  Lihat juga merek pestisida tomat dan merek obat cabe.

Mengenali Perbedaan Seledri dengan Daun ketumbar

Apakah secara kasat mata daun ketumbar hampir sama dengan daun sop (seledri)? Ternyata memang terlihat sama. Oleh karena itu untuk membedakan keduanya harus dilakukan dengan uji aroma, ambil daun seledri cium dan begitu juga dengan daun ketumbar maka kita akan menemukan perbedaan yang sangat jelas dari kedua daun bumbu masakan ini.

Daun sop / seledri memiliki aroma wangi. Aroma saat mentah/ segar (belum dimasak) sama dengan aroma sesudah dimasukkan dalam masakan. Berbeda dengan daun ketumbar, aroma sebelum dimasak / daun segar kurang menarik bahkan lebih mirip bau walang sangit, namun kalau di masak maka aromanya akan membuat masakan menjadi wangi.

Daun sop dan ketumbar sama-sama memiliki biji, hanya saja biji seledri tidak digunakan sebagai bumbu masakan. Buah/ biji ketumbar digunakan sebagai bumbu masakan (khususnya masakan daging), namun biji ketumbar tetap bisa kita tanam sebagai bibit tanaman ketumbar. Harga dau sop lebih mahal daripada daun ketumbar, bahkan daun ketumbar jarang sekali dijual di pasar sayur. Lain cerita dengan bijinya, biji/ buah ketumbar jauh lebih mahal daripada seledri, bahkan biji seledri hanya dijual dalam kemasan bibit saja.

Dimana mendapatkan bibit seledri dan ketumbar?

Cara menanam ketumbar  (budidaya) sama dengan menanam seledri, dimana bibit diperoleh dari penyemaian biji. Kalau seledri bisa kita tanam dari potongan batang yang masih memiliki akar, cukup beli saja seledri di pasar yang masih lengkap dengan akar-akarnya, tidak demikian halnya dengan ketumbar, ketumbar hanya akan berbuah (produktif) sekali saja, jadi setelah panen biasanya harus diganti dengan tanaman baru. Jadi bibit ketumbar harus dibeli di toko bibit tanaman atau cari ketumbar yang sudah tua dan matang siap dijadikan bibit.

Untuk lebih jelasnya coba perhatikan kedua gambar di bawah ini:

Ganbar 1.
tanaman seledri umur panen

Gambar 2.
daun ketumbar umur 6 minggu perbedaan dengan seledri

Bagaimana membedakan ketumbar dengan Seledri daun sop?

Kalau saya tanya, dari kedua gambar diatas yang manakah daun ketumbar dan yang mana daun seledri? Secara kasat mata kedua daun ini memang sangat sulit dibedakan bukan. Jawaban yang benar adalah gambar nomor 1 merupakan gambar daun seledri siap panen, dan gambar nomor 2. adalah daun ketumbar umur 6 minggu.

Kalau kita cium kedua daun tersebut baru bisa dipastikan yang mana ketumbar dan yang mana daun seledri. Walaupun daun ketumbar aromanya agak bau aneh tapi kalau digiling bersama bumbu masakan lain seperti bawang merah, bawang putih, cabe, jahe dan kunyi setelah itu ditumis bersamaan maka akan tercium aroma sedap layaknya bumbu gulai daging.

Mengapa menanam ketumbar di halaman rumah?

Secara pribadi, penulis malah lebih suka menggunakan daun ketumbar daripada biji. Kalau biji tumbar sangat sulit dihaluskan, nah kalau tergigit dalam masakan rasanya kurang enak. Efek aroma yang disebabkan oleh daun ketumbar sama saja dengan bijinya, kalau anda tidak percaya silahkan dicoba, mudah-mudahan di daerah anda ada pasar yang menjual daun ketumbar. Kalau di daerah saya tidak ada, jadi kalau mau daun ketumbar harus tanam sendiri di halam rumah, bila mau masak tinggal petik beberapa helai daun dan dihaluskan bersama bumbu lain.

Demikian perbedaan daun ketumbar dan seledri (daun sop) ini, semoga bermanfaat. Jika anda ingin membeli bibit ketumbar, silahkan hubungi author blog ini, kami menjual bibit ketumbar kemasan kecil ke seluruh Indonesia, pemesanan; hubungi nomor 0852-7163-0608 (WA).

Menanam seledri di rumah

Menanam seledri atau daun sup sangat mudah, tanaman ini juga mudah tumbuh dimana saja baik dataran tinggi maupun rendah. Untuk menanamnya di dalam pot di rumah kita tidak perlu membeli bibit (biji) secara khusus, cukup beli seledri di pasar yang masih memiliki akar. Biasanya di pasar sayur di pagi hari masih ada beberapa penjual yang belum memotong akar seledri ini. Jika sudah dipotong kita tetap bisa memnta sama penjual bagian akar tersebut. Tebik seperti ini juga biasa dilakukan untuk menanam kangkung akar.
menanam seledri di halaman rumah

Menyiapkan pot tanaman seledri.

Untuk menanam seledri di rumah baik indoor maupun outdoor kita dapat melakukannya secara hidroponik ataupun secara tanam biasa (dengan media tanah). Untuk media hidroponik sederhana cukup gunakan gelas aqua (air mineral) yang dilobangi dan diisi dengan sabut kelapa/ rockwool. Paling mufah ya menggunakan rockwool karena praktis tinggal di lobangi dan tancapkan akar potongan batang seledri. Harga rocwool juga cukup murah, ukuran 30 x 30 cm hanya dijual Rp. 9000.

Menanam seledri dalam pot biasa, gunakan media tanam tanah dicampur pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pada tahap penanaman awal tidak perlu menggunakan pupuk cukup siram dengan air saja. Setelah itu tancapkan batang seledri yang berakar lalu letakkan di tempat teduh.

Perawatan seledri

Pada umur 3  hari atau tunas seledri baru sudah terlihat, kita bisa memindahkan pot tersebut ke luar ruangan agar mendapat cahaya matahari yang cukup. Perhartikan kondisi tanah pot di sore hari, jika terlalu kering maka siram secukupnya. Pemberian pupuk atau zat pengatur tumbuh bisa dilakukan setelah umur 14 hari atau tanam seledri sudah memiliki minimal 3 daun.

Adapun jenis pupuk yang biasa diberikan untuk tanaman seledri adalah NPK 15:15:15, karena kita menanam hanya untuk keperluan rumah tangga, pemupukan tidak terlalu diperlukan, cukup siram saja pot dengan larutan MSG 1/2 sendok makan. MSG (ajinomoto) dilarutkan dalam segelas air lalu siramkan ke pot daun sop (seledri). Selain itu air cucian beras juga sangat baik diberikan khusunya bagi kita yang menanam seledri di dataran rendah.

Jika ada hama pengganggu, berikut ini beberapa pestisida yang biasa digunakan untuk tanaman seledri / daun sup:

  • Hama penggorok daun seledri (ulat daun/ serangga lalang): gunakan pestisida / insektisida Lannate 40 SP atau bisa juga Prevhaton 50 SC, Harganya sekitar 90 ribuan.


Untuk zat pengatur tumbuh atau penyubur tanaman seledri biasa digunaka obat berikut:

  • Meningkatka tinggi tanaman/ hasil panen: Agrogibb 20 TB, Cropgibb 20 TB
  • Meningkatkan jumlah anakan per petak: Progibb 20 SL, IProgibb 20 ST, dll


Rasanya penggunaan pestisida dan zat pengatur tumbuh hanya diperlukan bagi kita yang menanam seledri skala budidaya (komersial), sedangkan bagi kita yang menanamnya dalam pot di rumah pemberian obat da pestidia tidak diperlukan, karena jikapun ada hama cukup ditangani secara manual (ambil dengan tangan dan buang), sedangkan untuk ZPT tanaman pot cukup dengan memberikan larutan MSG atau bisa juga larutan kecap.

Larutan MSG/ Kecap ataupun molases bisa juga digunakan untuk budidaya tomat ataupun kegiatan menanam cabe hidroponik. Demikian cara menanam seledri dengan batang, semoga bermanfaat.

Budidaya Tomat

1. Perencanaan Usaha Budidaya Tomat

Langkah awal, lakukan terlebih dahulu perencanaan terutama terkait Analisa rugi laba budidaya tomat yang pernah terjadi di sekitar kita. Cara paling mudah adalah bertanya kepada petani setempat yang telah beberapa kali menanam tomat dengan skala budidaya hampir sama dengan luas lahan yang kita miliki. Tahapan perencanaan seperti ini sangat penting untuk memahami gambaran umum resiko dan keuntungan yang mungkin didapat nantinya.

Perlu kita pahami bawha hasil laba / rugi budidaya tomat berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Contohnya; keuntukngan didapat petani tomat di Tanah Karo pasti berbeda dengan petani di Deli Serdang, walaupun mereka menanam pada skala lahan yang sama. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi produksi, dan laba rugi menanam tomat. Beberapa faktor pembeda tersebut diantaranya:
  • Sewa lahan berbeda antar daerah
  • Perbedaan Harga pupuk dan obat/ pestisida
  • Iklim dan cuaca
  • Tingkat kesuburan / ph tanah
  • Perbedaan upah Tenaha kerja.
  • Dll
leaflet biudidaya tomat

Namun demikian kita juga bisa menelaah laporan Analisa laba rugi budidaya tanaman tomat pada makalah artikel sebelumnya sekedar sebagai pembanding (gambaran umum), contoh Analisa tersebut bisa kita lihat di sini.



2. Menyemai Benih/ biji untuk Bibit

Setelah tahap perencanaan matang dan resiko dipahami dengan baik, maka selanjunya lakukan persiapan pembibitan. Semai benih tomat unggul untuk dijadikan bibi, cara penyemaian dapat dilakukan sebagai berikut.

  1. Siapkan media persemaian, campuran tanah humus dengan pupuk kendang perbandingan 1:1, media semai tomat biasa juga dibuat alam bentuk box tray (kotak persemaian).
  2. Lobangi plastik pembungkus bibit tomat hibrida unggul, rendam dengan air hangat selama 5 menit. Bagan cara semai seperti ini bisa dilihat di sini.
  3. Taburkan biji tomat pada media persemaian
  4. Letakkan di tempat yang teduh, terhindar dari cahaya matahari langsung dan juga air hujan yang dapat merusak tunas muda tomat.
  5. Lakukan penyiraman tray seperlunya (biasanya sekali sehari di sore hari)
  6. Bibit bisa dipindahkan ke polybag/ langsung tanam setelah bibit tumbuh dan memiliki 5 helai daun (kurang lebih 21 hari setelah semai)

3. Penanaman ke lahan budidaya

Pada minggu kedua setelah penyemaian kita sudah bisa menyiapkan lahan budidaya tomat yang akan digunakan. Teknik pengolahan lahan sama dengan Teknik budidaya cabe dengan mulsa yang sudah pernah ditulis di sini, langkahnya:

  1. Bersihkan lahan budidaya dari gulma/ tanaman sebelumnya, sebaiknya guakan racun biji (herbisida) hal ini akan membantu petani menghemat biaya penyiangan nantinya.
  2. Lahan yang telah bersih digemburkan, selanjutnya tanah gembur tersebut dicampur dengan pupuk kendang. Jika tanah di daerah kita cenderung ber PH tinggi/ rendah maka tambahkan juga sedikit tepung dolomite di tabur secara merata ke seluruh area budidaya tomat. Sat ini juga dilakukan pemberian pupuk dasar berupa NPK 15-15-15 minimal 500 Kg/ Ha.
  3. Biarkan lahan selama sehari semalam
  4. Lakuka pembedengan, selanjutnya pasang mulsa.
  5. Biarkan bedengan tertutup mulsa selama minimal 1 hari
  6. Lobangi mulsa dengan diameter 15 cm dengan jarak 30 cm
  7. Tanam bibit tomat dengan merobek plastik polybag bibit.
  8. Hari pertama setelah tanam perhatikan kondisi cuaca, jika terik panas maka lakukan penyiraman di sore hari.



4. Pemupukan pada budidaya tomat

Pemupukan pertama kali dilakukan 14 hari setelah tanam di lahan budidaya. Adapun pupuk yang diberikan pada tomat umumnya adalah NPK 15-15-15 saja, tambahan lain kadang diberikan melalui penyemprotan zat pengatur tumbuh berupa antracol dll. Pemupukan pertama setelah tanam ini bisa diberi secara kocor dengan cara melarutkan NPK dengan dosis 500 kg/ ha. Pemupukan selanjutnya dilakukan 2 minggu sekali. Efisiensi dan efektifitas pemupukan tomat ini bisa anda lihat di sini.

5. Penganan Hama penyakit

Setiap budidaya pasti mengundang hama, tidak ada pertanian tampa hama sama sekali. Untuk itu setiap kita perlu memahami jenis-jenis hama penyakit tanaman tomat beserta jenis pestisida (insectisida/ fungisida) yang tepat menangani hama tersebut. Pemahaman tentang jenis merek pestisida telah di jelaskan di sini (merek pestisida tomat), dilengkapi dengan jenis hama yang ditanganinya. Hama paling umum tanaman tomat adalah kutu thrips dan jamur hawar daun.

6. Perawatan dan pemasangan penyangga

Tanaman tomat butuh penyangga, biasanya digunakan bilah-bilah bamboo yang dibentangi tali raffia. Jarak penyanggak sekitar 1 bantang penyangga / 75 cm (3 penyangga / jarak 2 meter). Perawatan yang paling penting dilaksanakan pada budidaya tomat adalah pemangkasan daun dan tunas tomat, adapun daun yang dipangkas adalah daun yang menutupi buah tomat, menutupi cabang buah (bunga), daun tua menguning dan beberapa tunas yang tumbuh di batang utama. Selengkapnya baca Teknik pemgangkasan daun tomat.

7. Panen

Secara umum tomat hibrida saat ini memiliki masa panen yang cepat yakni siap panen di umur 3 malah ada beberapa varietas yang siap panen pada umur 2,5 bulan setelah tanam. Tangani panen ini secara baik, prediksi kondisi pasar dengan jeli. Jika rasanya buah bisa ditahan di pohon saat harga murah maka tahan saja dulu, namun jika kematangan buah sudah sangat merata artinya panen sudah tidak bisa lagi ditunda. Penanganan panen yag tidak tepat kadang membuat rugi usaha budidaya tomat.

Bacaan:
_http://kalbar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/leaflet/budidaya_tomat.pdf

Merek Zat pengatur tumbuh meningkatkan produksi buah tomat

Dalam usaha budidaya tomat biasa digunakan berbagai jenis zat pengatur tumbuh, tujuannya untuk meningkatkan hasil produksi buah. Ada beberapa jenis fungsi dari peransang/ stimulan pertumbuhan tanaman, diantaranya;

Analisa Laba Rugi Usaha Budidaya Tomat

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat membuat sebuah analisa usaha budidaya tomat, diantaranya:
  1. Biaya tetap
  2. Biaya operasional (pengolahan tanah untuk lahan tanaman tomat, penanaman dan penyisipan, dan bahan-bahan)
  3. Pendapatan
cara membuat jurnal analisa laba rugi budidaya tomat

Pada sisi biaya tetap ada beberapa komponen yang harus dihutung seperti, sewa lahan, pajak, dan peralatan yang tidak habis pakai seperti cangkul, garu (pengembur) pompa semprot pestisida, dan lain-lain. Pendapatan yang dihitung pada analisa laba rugi tanaman tomat adalah pendapatan total hingga akhir panen. Secara sederhana berikut ini contoh analisa rugi laba budidaya tomat:

Biaya dalam analisa budidaya tomat
KOMPONEN PENGELUARAN VOLUME SATUAN HARGA (Rp) JUMLAH (Rp)
PENGELUARAN
A. Biaya Tetap
1 Sewa Lahan 1 Ha 1.750.000 1.750.000
2 Pajak/PBB 1 Thn 22.500 22.500
3 Peralatan
a. Hand Sprayer 2 Bh 500.000 1.000.000
b. Parang 1 Bh 50.000 50.000
c. Ember 10 Bh 90.000 900.000
d. Cangkul 2 Bh 60.000 120.000
e. Gembur 1 Bh 50.000 50.000
B. Biaya Operasional
1 Pengolahan Tanah
a. Pembersihan Tanah 10 HOK 30.000 300.000
b. Pengolahan Tanah 29 HOK 30.000 870.000
c. Pembuatan Bedengan 115 HOK 30.000 3.450.000
2 Penanaman dan Penyulaman 45 HOK 30.000 1.350.000
3 Pemeliharaan
a. Pemupukan 54 HOK 30.000 1.620.000
b. Penyiraman dan Penyiangan 47 HOK 30.000 1.410.000
c. Pemasangan Mulsa dan Meloba n 50 HOK 30.000
d. Pemasangan Ajir 25 HOK 30.000 750.000
e. Perbaikan Saluran 5 HOK 30.000 150.000
f. Pemberantasan Hama Penyakit 60 HOK 30.000 1.800.000
g. Panen dan Angkut 275 HOK 30.000 8.250.000
h. Pemangkasan dan ikat tanaman 70 HOK 30.000 2.100.000
4 Bahan-Bahan
a. Bibit 15 Pak 65.000 975.000
b. Pupuk Kandang/Organik 15000 Kg 200 3.000.000
c. Pupuk Urea 150 Kg 1.240 186.000
d. Pupuk ZA 600 Kg 1.200 720.000
e. Pupuk Ponska 750 Kg 1.900 1.425.000
f. Pupuk NPK Mutiara 150 Kg 7.500 1.125.000
g. Pestisida 27 Ltr 150.000 4.050.000
h. Kapur 2000 Kg 600 1.200.000
5 Mulsa Plastik 10 Roll 500.000 5.000.000
6 Bambu Ajir 18000 Batang 150 2.700.000
Total Biaya Produksi 46.323.500



Selanjutnya Perkiraan Pendapatan
Perhitungan Pendapatan
Komponen Jumlah Satuan HARGA (Rp) Total
Pendapatan
1 Total Produksi 23.700 Kg
2 Harga Per Kg di Tingkat Petani 1 Kg 6.250
3 Nilai Total Produksi/Pendapatan 23.700 6.250 148.125.000
Total Nilai / Pendapatan 148.125.000



Analisa Labar/ Rugi
Perkiraan laba rugi
Analisa Usaha Tani
Total Biaya Produksi 46.323.500
Total Hasil / Pendapatan 148.125.000
Keuntungan 101.801.500

Dari perhitungan diatas bisa kita lihat dengan luas lahan 1 ha dibutuhkan biaya produksi sebesar 46 jutaan (2012) jika dihitung berdasarkan harga sekarang (2018) kemungkinan biaya mencapai Rp. 60 jutaan. Dari lahan tanam seluas 1 Ha petani memperoleh pendapatan total 148 jutaan dengan asumsi harga jual seharga Rp. 6.250,- . Diperolehlah keuntungan sebesar Rp. 100 jutaan per hektar.

Potensi harga saat ini bisa mencapai Rp. 9000 - Rp. 12.000 / Kg. Maka bisa dipastikan kenaikan keuntungan hingga 10 % dari analisa laba rugi diatas. Namun demikian harga bisa juga turun hingga Rp. 1000/ Kg. Oleh karena itu petani haru jeli dalam menentukan masa tanam yang tepat. Secara umum usaha budidaya tomat jarang mengalami kerugian asal tanaman bisa tumbuh secara normal dengan produksi yang baik. Oleh karena itu, sebelum mencoba peruntungan dalam usaha tanam tomat ini petani harus sangat paham tentang resiko dalam budidaya pertanian terutama terkait hama penyakit tomat, lihatlah informasi jenis-jenis pestisida tanaman tomat untuk mengetahui berbagai macam hama yang kerap mengganggu.

Data tabel diambil dari http://distantph.kalselprov.go.id/wp-content/uploads/2014/03/Lampiran-12.-Analisa-Usahatani-Horti-Tomat.pdf dan diolah.


Daftar merek Pestisida Tomat Memiliki Izin Edar 2018

Daftar obat untuk tanaman tomat atau pestisida dapat dilihat pada tabel dibawah ini, untuk informasi harga hubungi toko obat pertanian terdkat, disini penulis hanya berbagi indormasi pestisida non alami yang sering digunakan petani di Indonesia dan masih memiliki izin edar dari depertemen Pertanian RI. Berikut daftarnya: